MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI

Sunday, December 23, 2007

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH DI BUMI

(PENGOPTIMALISASIAN PERAN MANUSIA)

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Al Quran menguraikan reproduksi manusia. Ketika berbicara tentang penciptaan manusia pertama kalinya, al Quran menunjukkan:

“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah” (QS Shad[38]; 71)

Tetapi ketika berbicara tantang reproduksi maka secara umu Al Quran menunjukkannya dengan bentuk jamak “Kami”. “Kami” di sini dimaksudkan sebagian ulama dengan adanya campur tangan manusia dalam penciptaan manusia setelah Adam dan Hawa. Yaitu, di dalam proses kelahiran seseorang tidaklah lepas dengan peranan laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan sehingga bertemu antara sperma dan sel telur.

POTENSI MANUSIA

Potensi manusia antara lain tergambar dalam kisah Adam dan Hawa dalam surat Al Baqarah: 30-39. Di sana disebutkan bahwa sebelum kejadian manusia. Allah telah merencanakan manusia kelak akan memikul tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Untuk tujuan itu maka Allah memberikan anugerah lain selain jasmani dan ruh yaitu:

  1. potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda
  2. pengalaman hidup di surga oleh Adam dan Hawa
  3. petunjuk-petunjuk keislaman

(Quraish Shihab, M, Wawasan Al Quran, Mizan, Bandung, 1996)

KEISTIMEWAAN MANUSIA

Pertama manusia adalah sebaik-baik makhluk dalam penciptaan. Demikian yang tersurat dalam At tin: 4

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Manusia mempunyai kelebihan otak yang digunakan untuk berpikir, diberikan hati untuk perasaan, belum lagi anggota badan secara umum seperti kepala, tangan, kaki, dan perut. Semua itu adalah kelebihan fisik yang begitu besar manfaatnya.

Kedua, manusia diberikan kelebihan sebagai satu-satunya makhluk yang bisa menyerap ilmu sewkaligus mengembangkannya. Hewan hanya memiliki insting, jin tak dapat mengembangkan ilmu, malaikat hanya melaksanakan perintah Allah tanpa berpikir, dan setan menggunakan logika yang salah dengan mengatakan bahwa api lebih mulia dibanding dengan tanah.

OPTIMALISASI KEMAMPUAN

Optimalisasi kemampuan tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia diberikan kelebihan fisik tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di bumi. Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dari hal-hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan tercermin dari optimalisasi potensi materi yang dimiliki oleh manusia dari Allah. Sekarang kita bisa melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal, pesawat terbang, motor, mobil, dan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kemashlahatan makhluk- manusia, hewan, dan tumbuhan.

OPTIMALISASI NILAI-NILAI KEILAHIYAHAN

Allah memiliki nama-nama yang baik (asmaul husna). Nama-nama tersebut bukanlah hanya sebagai nama begitu saja. Akan tetapi, nama-nama tersebutr adalah sebagai nilai keilahiyahan bagi manusia yang mengamalkannya. Artinya, tujuan kekhalifahan manusia di bumi akan tercipta dengan baik apabila menerapkan 99 sifat Allah yang terefleksikan dalam kehidupan manusia di bumi. Sebagai missal, Ar Rohmaan yang Maha Pengasih. Manusia diharapkan mampu meminkan peranannya sebgai khalifah di bumi dengan menerapkan kasih sayang terhadap seluruh makhluk. Tidak ada perang, tumbuhan tumbuh dengan suburnya ( sebagai perumpamaan: tak ada daun-dedaunan yang jatuh ke tanah sebelum waktunya –sebelum menguning atau cokelat-), binatang bisa berkembang biak dengan baik (kata Umar r.a.: Tidak ada lembu yang jatuh atau terpeleset karena berjalan di atas jalan yang rusak akibat ulah manusia ), batu dan gunung merasakan kesejukan suasana pegunungan yang segar tanpa terdengar suara mortir; tanpa menahan panas api yang membakar; dan tanpa merasakan panas oleh terik matahari yang menerawang masuk menusuk langsung akibat sudah tidak ada selimut hutan di tubuhnya.

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ALAM SEMESTA

Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia di dunia secara gratus seperti tumbuhan, binatang, angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia. Tentunya hal tersebut dimaksudkan untuk membantu kekhalifahan manusia di bumi. Allah berkali-kali mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal, janganlah pernah melampaui batas. Artinya manusia harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya. Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam itu tidak akan pernah habis tetapi hal tersebut berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan sewajarnya. Namun, kejadian sekarang ini, akibat pengaruh industrialisasi, seluruh potensi alam hampir habis di serap untuk kepentingan manusia tanpa berpikir baik buruknya sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem. Sesungguhnya hal tersebut tidak harus terjadi apabila manusia taat dan patuhpada perintah Allah. Janganlah melampaui batas.

Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan mengeruk sebanyak-banyaknya potensi alam semesta. Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mengatur semaksimal mungkin perihal pengelolaan alam. Sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan habis hanya oleh karena alasan industrialisasi atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan potensi otak manusia telah diberi akal untuk berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi kehidupan dan alam semesta.

OPTIMALISASI PERAHMATAN LIL ALAMIN

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya’ : 107)

“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak” (al Hadits)

Manusia dipikuli tanggung jawab yang begitu besar yakni sebagai rahmat semesta alam. Keadaan ini tentunya sngatlah kontras dengan fakta dan realita yang terjadi saat ini di bumi. Manusia yang diperankan oleh kaum Yahudi dengan Israel dan Amerikanya telah membuat kerusakan yang bebitu besarnya di muka bumi ini. Mereka tidak hanya membuat kecacatan pada manusia tapi lebih dari itu mereka menghancurkan bumi dengan bom nuklirnya di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat jutaan manusi, hewan dan tumbuhan mati sia-sia.

Sesungguhnya yang berhak memanggul gelar ataupun tanggung jawab sebagai khalifah di bumi seharusnya adalah orang muslim yang baik, yang bertakwa, beriman, dan senantioasa takluk. Manusia akan menjadi rahamatan lil alamin hanya apabila manusia menerapkan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain maka optimalisasi rahmatan lil alamin senantiasa terlihat kelak apabila adanya suatu zaman dimana tercipta kehidupan yang hampir sama dengan kehidupan zaman rasul. Kekhalifahan akan dipimpin oleh orang-orang yang robbani.

KESIMPULAN

Keoptimalan peran manusia sebagai khalifah dibumi akan tercapai dengan sempurna apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang dianugerahkan dari Allah dengan menciptakan teknologi yang canggih dengan berdasarkan nilai-nilai keilahiyahan (sifat-sifat Allah –Asmaul Husna-) dan keislaman dengan kemampuan seni mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan dipimpin oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasarkan Syariat Islam.

Apabila hal-halk tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak pula tercapai keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Kalaupun terjadi, maka hal tersebut belum dan tidak maksimal. Jadi, pada dasarnya setiap umat manusia mengemban tugas yang maha penting untuk memerankan kekhalifhan di bumi. (fikreatif)

0 Comments:

 
ES-TE-EM-JE - Wordpress Themes is powered by WordPress. Theme designed by Web Hosting Geeks and Top WordPress Themes.
por Templates Novo Blogger