Sunday, December 30, 2007
Bos Rokok Super Kaya
Para ahli hisap (perokok_ed) adalah penyumbang terbesar bagi kerajaan bisnis manusia super kaya di Indonesia. Daftar 150 orang terkaya yang dirilis majalah Globe Asia edisi Agustus 2007, menyebut produsen racun nikotin, yaitu bos tembakau dan perusahaan rokok, adalah pewaris Namrud Indonesia.
Raja tembakau Indonsia, Budi Hartono (bos Djarum) dan Rachman Halim (bos Gudang Garam), menempati posisi pertama dan kedua, manusia terkaya. Dalam daftar yang dirilis 30 Juli 2007, Budi Hartono (66), meraih gelar orang terkaya di Indonesia karena memiliki kekayaan USD 4,2 miliar (Rp. 37,8 triliyun). Selain menambang uang dari berjualan rokok, kantong pengusaha yang merintis usaha dari Kudus, Jawa Tengah itu, semakin tebal dengan setoran keuntungan dari BCA, bank ritel terbesar, dan berbagai aset properti.
Sedangkan Rachman Halim (60), bos Gudang Garam termasuk orang yang tak pernah absen dalam setiap daftar tentang orang terkaya di indonesia. Untuk kelas dunia, dia berada di posisi kedua dengan kekayaan USD 3,5 miliar (Rp. 31,5 triliyun).
Satu lagi pengusaha yang dibesarkan oleh bisnis rokok, Putera Sampoerna, berada di urutan kelima dengan kekayaan USD 2,2 miliar (sekitar 19,8 triliun). Selain dari penjualan saham HMSP ke PT Philip Moris Indonesia yang mencapai Rp. 18,5 triliun, pundi-pundi Putera makin menngunung dengan kesuksesannya merambahbisnis properti di Rusia dan kasino di London.
Executive Chairman of Globe Asia, Rizal Ramli menyatakan, jika digabungkan kekayaan tiga raja tembakau tersebut mencapai USD 10 miliar (Rp. 90 triliun). Jumlah itu hampir 25 persen dari total kekayaan yang dimiliki 150 orang terkaya di Indonesia yang masuk daftar dengan nilai USD 46,6 miliar (Rp. 419,4 triliun).
Beberapa pengusaha kawakan yang masih bertahan adalah Soedono Salim (92) menempati peringkat keempat dengan kekayaan USD 2,8 miliar (Rp. 25,2 triliun). Eka Tjipta, bos Group Sinar Mas, memiliki harta senilai USD 3,1 miliar (Rp. 27,9 triliun) dan berada di posisi ketiga.
Sukanto Tanoto dari Raja Garuda Mas yang bergerak di bidang industri pulpen dan keras serta kelapa sawit memiliki kekayaan USD 1,3 miliar dari bisnis consumer goods dan propertinya.
Sementara Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie menempati urutan kedelapan orang terkaya se-Indonesia. Dengan kekayaan mencapai USD 1 miliar (Rp. 9 triliun). Disusul bos Medco Energy, Arifin Panigoro, USD 900 juta dan Harry Tanoesoedibyo menempati posisi kesepuluh dengn kekayaan USD 900 juta.
Tokoh lain yang masuk dalam daftar orang terkaya adalah Chaerul Tandjung, bos Para Group yang bergerak di sektor perbankan dan media, dia menempati posisi ke lima belas dengan kekayaan USD 565 juta. Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menempati urutan ke-77 dengan kekayaan USD 140 juta.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai pengusaha tercatat memiiki kekayan USD 125 juta dan menempati posisi 84, disusul dengan Pontjo Sutowo dengn kekayaan USD 125 juta.
Rizal yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu menjelaskan, pemeringkatan didasarkan kepemilikan saham oleh masing-masing individu, baik di perusahaan publik (yang ercatat di bursa saham) maupun yang tidak (non publik).
Memperkaya Pengusaha Rokok
Sebagaimana pernah dikutip mantan Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi, mengutip WHO tahun 2004, tingkat konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan tertinggi ke lima dunia.
Pada tahun 2002 saja, konsumsi rokok di Indonesia tercatat mencapai jumlah 182 miliar batang. Sementara itu berdasarkan data World Health Organization (WHO), urutan pertama konsumsi rokok ditempati China sebanyak 451 miliar batang, Jepang sebanyak 328 miliar batang , dan Rusia sebanyak 258 miliar batang. Menurut data, dari total populasi pria Indonesia, sebanyak 69% adalah perokok.
Artinya lebih dari separuh lelaki yang ada di indonesia ini tiap hari memasukkan bahan beracun ke dalam paru-parunya dan menjadi penymbang terbesar orang superkaya Indonesia yang sebagian hartanya banyak dilarikan ke negara-negara barat. Tak hanya itu, kepulan asap rokok mereka juga membuat banyak perokok pasif terkena imbas kesehatannya secara langsung maupun tidak langsung sekaligus membuat lapisan ozon menjadi semakin tipis karena kadar karbon pada rokok terbilang tinggi dan sulit terurai. (fikreatif)
Source: Majalah Risalah Mujahidin edisi 12/I/Ramadhan/1428
Gambar: http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.acehinstitute.org/images/wwwappstateedu_smoke.jpg&imgrefurl=http://www.acehinstitute.org/kolom_oase_saiful_mahdi_rokok.htm&h=338&w=254&sz=40&hl=id&start=5&um=1&tbnid=60VMW4WWdHtX8M:&tbnh=119&tbnw=89&prev=/images%3Fq%3DRokok%2BIndonesia%26gbv%3D2%26svnum%3D10%26um%3D1%26hl%3Did%26sa%3DG
0 Comments:
Post a Comment