Taufik Kiemas: ’Islam Politik, Berbahaya’

Friday, January 18, 2008

Taufik Kiemas: ’Islam Politik, Berbahaya’

SELASA, 11/9/07, saya menghadiri ceramah Taufik Kiemas, suami mantan Presiden Megawati, dalam acara seminar yang diadakan RSIS (Rajaratman School of International Studies) tempat saya kuliah. Seminar merupakan bagian dari mata kuliah yang wajib saya ikuti.

Taufik Kiemas datang atas undangan Indonesian Center RSIS yang dipimpin oleh Prof. Dr. Leonard Sebastian (Indonesianis Singapura). Tampak hadir menyertai Taufik para petinggi PDIP, di antaranya Pramono Anung, Sutradara Ginting, Puan Maharani dan beberapa yang tidak saya kenal.

Dalam kesempatan itu Taufik memaparkan dua hal pokok. Pertama, soal perkembangan PDIP dan persiapan menghadapi Pemilu 2009. Kedua soal terorisme dan sektarianisme di Indonesia. Pada poin pertama Taufik, dengan bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh seorang translator, memaparkan tentang cita-cita PDIP untuk membangun Indonesia sebagai rumah besar nasionalisme yang bertujuan mempertahankan Pancasila, NKRI dan mewujudkan pluralisme. “Mustahil nasionalisme tanpa pluraslisme,” tukas Taufik.

Untuk mewujudkan rumah besar itu, PDIP harus bekerjasama dengan pihak eksternal. Dalam hal ini ia menyebut Golkar untuk dalam negeri dan Amerika Serikat yang dianggap memiliki kemampuan campur tangan terhadap negara lain. “Saya tidak butuh orang-orang golkar. Yang saya butuhkan adalah Partai Golkar yang berhaluan pluralis,” ujar Taufik.

Sikap itu juga disampaikan saat Taufik dan kawan-kawan berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Menurut Taufik, saat di AS ia menegaskan kembali tentang sikap PDIP sebagai partai oposisi di Indonesia dan sebagai partai nasionalisme yang menjunjung tinggi pluralisme.

Saat membahas bagian kedua dari ceramahnya tentang pluralisme dan terorisme di Indonesia, ia menyebutkan bahwa nasionalisme/pluralisme di Indonesia sedang menghadapi apa yang ia sebut sektarianisme. Sektarianisme inilah yang menjadi kelompok teroris. Persoalannya, menurut Taufik, bila kelompok teroris membentuk kelompok tersendiri akan lebih mudah untuk menumpasnya, tapi kini kelompok teroris itu telah masuk ke dalam partai politik sehingga lebih sulit dideteksi. Dan tanpa tedeng aling ia menyebut PKS.

Lebih lanjut ia menjelaskan, karena itulah mengapa kelompok nasionalis yang memperjuangan pluralisme di Indonesia bersatu melawan PKS dalam Pilkada di DKI Jakarta. Karena hanya dengan bersatu padu itulah mereka dapat mengalahkan PKS di sejumlah daerah. “Tampaknya melihat kaum pluralis bersatu mereka takut juga,” tandas Taufik.

Ia juga sempat menyitir pidato Pak Hidayat Nur Wahid, yang saya tidak tahu dimana, bahwa Pak Dayat berbicara tentang nasionalisme dan pluralisme, seolah-olah ia lebih nasionalis dari orang nasionalis sendiri.

Terus terang, mendengar paparan Taufik itu dada saya langsung bergemuruh. Tadinya tidak ada niat saya untuk bertanya. Saya datang hanya untuk menggugurkan kewajiban kuliah saja. Dan kita juga sama-sama tahulah kualitas Taufik, jadi saya pikir tak ada sesuatu yang bisa diambil. Di samping, kedatangan saya juga untuk menjaga hubungan baik saya dengan Andi Widjajanto (anak Theo Syafei yang sedang mengambil Phd. Di Singapura) teman sekelas saya di satu mata kuliah. Saya juga tahu Andi kini menjadi salah satu advicer penting di PDIP terkait persoalan militer.

Pada saat masuk sesi tanya jawab, reflek saya angkat tangan. Saya katakan, sebelum masuk ke pertanyaan saya ingin menanggapi dulu apa yang disampaikan Taufik tentang PKS. Saya perlu meluruskan masalah ini ke audience karena yang hadir adalah para mahasiswa RSIS dari berbagai negara. Apa jadinya jika mereka beranggapan bahwa setiap muslim harus dicurigai sebagai teroris sebagaimana yang disampaikan Taufik. Lebih berbahaya kalau mereka beranggapan PKS adalah supporter teroris di Indonesia.

Dengan sedikit emosi saya katakan, PKS adalah a small party in Indoensia, only 7 percent. PKS dibentuk oleh para generasi muda Indonesia yang mecoba mencari solusi terhadap berbagai persoalan di Indonesia. Mereka bercita-cita ingin membangun apa yang mereka sebut “The New Indoensia”/ Indonesia Baru. Dan perlu dicatat, mereka adalah lulusan universitas secular di Indonesia, seperti UI, UGM, ITB dan IPB.

Lalu saya jelaskan, tampaknya cita-cita mereka ini ditangkap oleh sebagain masyarakat Indonesia berpendidikan dan menginginkan perubahan. Karena itu terbukti, PKS unggul di Jakarta. Di sini saya memberi penekanan: “Jakarta adalah tolok ukur politik di Indonesia. Jika Anda ingin mengatahui the real politics in Indonesia dan proses demokratisasi di Indonesia, look at Jakarta!” Sebab jika Anda melihat Indonesia secara keseluruhan, maka sesungguhnya sebagian besar masyarakat Indonesia berpendidikan rendah yang mudah dibohongi oleh para elit partai.

Setelah itu barulah saya masuk ke pertanyaan sederhana: Apa konsep PDIP untuk membangun Indonesia. Pertanyaan itu tak dijawab secara baik oleh Taufik, karena mungkin ia keburu kaget ada orang PKS terselip di antara hadirin. Setelah tahu saya orang PKS pernyataannya menjadi melunak, ia katakan syukurlah kalo ternyata PKS sudah berubah.

Alhamdulillah, tampaknya hadirin mendapatkan informasi lain tentang PKS, hal itu terlihat dari pertanyaan2 yang terlontar, baik dari orang Indonesia sendiri, Singaporean, Malaysian, semua tampak bernada positif terhadap PKS. Beberapa kawan dari Indonesia dan beberapa negara menghampiri saya mengomentari penjelasan singkat saya itu.

Menurut saya, ceramah Taufik Kiemas di RSIS itu tak boleh dianggap angin lalu. Boleh jadi inilah gambaran sikap PDIP sendiri dan sikap partai-partai lain secara umum terhadap PKS. Sikap ini tampaknya akan melatari kebijakan partai untuk menghadapi Pemilu 2009. Isu terorisme, sektarianisme adalah isu usang namun efektif untuk menjatuhkan citra partai Islam. Sebagaimana tudingan militer secular Turki yang menuding Justice Party di Turki memiliki hidden agenda islamisme.

Wallahu a’lam

SUHUD ALYNUDIN

50 Nanyang Crescent Graduate Hall #03-18 Singapore 637598

Sumber: Risalah Mujahidin, Edisi 14 th II Dzulqa’dah 1428 H / November 2007

0 Comments:

 
ES-TE-EM-JE - Wordpress Themes is powered by WordPress. Theme designed by Web Hosting Geeks and Top WordPress Themes.
por Templates Novo Blogger